ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI NY “M” USIA 2 HARI DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI IRNA
IV RUANG 11 (PERINATOLOGI) RSUD DR. SAIFUL ANWAR
MALANG
Oleh:
Neneng
Dwi Nanda P.R
2009744112
AKADEMI
KEBIDANA WIRA HUSADA NUSANTARA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI NY “M” USIA 2 HARI DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI IRNA
IV RUANG 11 (PERINATOLOGI) RSUD DR. SAIFUL ANWAR
MALANG
Malang,
….. Maret 2012
Mengetahui
Mahasiswa
Neneng
Dwi Nanda P.R
Nim:
2009744112
Pembimbing
Institusi Pembimbing
Klinik
Titin
Sutriyani, SST Sukarlis,
AMK
Nip: Nip:
Kepala
ruangan
Dyah Sri
Hartatik, S Kep. NS
Nip:
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. “M” usia 2 hari dengan
Berat Bayi Lahir Rendah di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Dalam penulisan
makalah, tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak . Maka dari
itu, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar –sebesarnya antara
lain kepada :
1.
Dr. dr. Basuki
Bambang P. SpU, selaku direktur RSSA Malang
2.
Dr. Harjoedi
Adji Tjahjono, SpA (K), selaku K.A IRNA IV RSSA Malang
3.
Andreas
Supriyanto, S. Keb. NS selaku KPP IRNA IV RSSA Malang
4.
Ibu Dyah Sri Hartatik, S. Kep. NS selaku kepala ruangan Perinatologi RSSA Malang
5.
Ibu Sukarlis
AMK, selaku pembimbing klinik yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan
membantu proses pembuatan asuhan kebidanan ini.
6.
Ibu-ibu
perawat, bidan, dan pekarya ruang Perinatologi RSSA Malang
7.
Ibu Vivin, SST
dan Ibu Titin Sutriyani, SST, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbig dan membantu proses pembuatan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna,
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan diwaktu yang akan datang.
Malang, Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I
Latar Belakang
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi
baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr
(sampai dengan 2.499 gram). Bertahun-tahun lamanya bayi baru lahir berat
badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut bayi prematur. Pembagian
menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Lama kelamaan
ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya tergantung pada
berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu.
Gruenuozid mengatakan bahwa bila digunakan
definisi yang lama 30% - 40% dari bayi perempuan sebenarnya sudah mempunyai
masa gestasi 37-38 minggu. Selain itu di negera yang masih berkembang batas
2500 gr sebagai bayi prematur. Mungkin terlalu tinggi karena berat badan lahir
yang rata-rata yang lebih rendah.
Untuk menandakan keseragaman pada kongres
“European perinatal medicine ke II di London (1970) telah diusulkan definisi :
bayi kurang bayi lebih bulan.
Kejadian BBLR beresiko tinggi terhadap
keadaan bayi, karena organ-organ dalam badan bayi masih belum sempurna sehingga
mudah terjadi komplikasi, misalnya asfiksia, hipotermia, hypertermi,
hipoglikemi, dan komplikasi lain sehingga perlu perawatan lebih intensif.
Berdasarkan kejadian diatas penulis tertarik
untuk mengambil kasus Asuhan Kebidanan pada bayi Ny “M” usia 2 hari dengan BBLR
di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
II
Tujuan
A. Tujuan Umum
Penuilis
dapat melaksanakan Asuhan kebidanan pada dengan BBLR secara komprehensif dengan
mengunakan pendekatan manajemen kebiadanan pada bayi dengan BBLR.
B. Tujuan Khusus
Diharapkan
mahasiswa dapat melakukan pengkajian data dengan benar, mengidentifikasi
masalah, membuat rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien,
melaksanakan tindakan tersebut dan melaksanakan evaluasi.
III
SISTEMATIKA PENULISAN
Ø BAB
I : Pendahuluan, berisi latar
belakang, tujuan, dan sistematika
penulisan
Ø BAB
II : Tinjauan teori berisi
konsep dasar BBLR dan konsep dasar bayi resiko tinggi
Ø BAB
III : Berisi Tinjauan kasus
Ø BAB
IV :
Penutup berisi Kesimpulan dan saran
Ø DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP DASAR
BBLR
I
Definisi BBLR
Adalah berat badan bayi lahir yang kurang
dari 2500 gr, karena kehamilan kurang dari 37 minggu atau umur kehamilan cukup
bulan tetapi berat badan bayi kurang dari 2500 gr.
Adalah bayi yang ketika lahir mempunyai
berat badan < 2500 gram. (Farrer, H. 1999. 214)
Adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran < 2500 gram. (IKA. 1985 : ICSI)
Adalah bayi yang lahir berat badan <
2500 gram (Dep Kes RI, 2002 : 23)
Pada kongres “Europgen Perinatal Medicine
ke-2 di London (1970)” telah diusulkan definisi sebagai berikut :
1) Bayi kurang bulan
adalah bayi yang masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
2) Bayi cukup bulan
ialah bayi dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu (59-295 hari)
3) Bayi lebih bulan
ialah bayi dengan masa kehamilan 42 minggu atau lebih.
Dari pengertian diatas BBLR dapat dibagi 2
golongan yaitu :
·
Prematur murni
Masa gestasi < 37 minggu,
BB sesuai untuk masa gestasi, atau bisa disebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan.
·
Dismatur
Bayi lahir dengan berat badan
kurang dari seharusnya untuk masa gestasi. Berarti bayi mengalami telat dari
pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan.
II
Etiologi
1) Faktor Ibu
-
Gizi saat hamil kurang
-
Umur < 20 tahun / lebih 35 tahun
-
Jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat.
-
Ibu pendek, tinggi badan < 150 cm
-
Penyakit menahun ibu, hipertensi, jantung,
gangguan pembuluh darah, perokok dan narkotik.
2) Faktor kehamilan
-
Kehamilan hidramnion
-
Hamil ganda
-
Perdarahan antepartum
-
Komplikasi kehamilan, pre eklamsi, KPD
3) Faktor janin
-
Cacat bawaan
-
Infeksi dalam rahim
-
Gangguan metabolisme pada janin.
4) Faktor lain
-
Radiasi
-
Bahan heterogen/ karsinogenik.
III
Tanda dan Gejala
A. Sistem pernafasan
-
Apnea
-
Ritme dan dalamnya pernafasan cenderung tidak
teratur
-
Timbul sianosis
-
Frekuensi nafas 60-80 x/menit
B. Sistem sirkulasi
-
Kerja jantung lemah dan lambat
-
Cenderung ditemukan aritmie
-
Nadi antara 100-160 x/menit
-
Tekanan darah rendah (sistole 45-60, diastole
30-45 mmHg)
-
Sirkulasi perifer seringkali buruk dan dinding
pembuluh darah lemah.
C. Pengendali suhu
Suhu tubuh cenderung sub
normal karena produksi panas yang buruk dan peningkatan kehilangan panas.
D. Sistem pencernaan
-
Reflek menghisap dan menelan lemah
-
Sering terjadi regurgitasi
E. Sistem urinaria
-
Urin sedikit
-
GFR (flumerulus Filtrate Rate) menurun
-
Sering terjadi gangguan keseimbangan air dan
elektrolit.
F. Sistem persyarafan
-
Tangisan lemah
-
Pusat pengendali fungsi vital kurang berkembang
-
Sulit dibangunkan.
G. Sistem Genetal
-
Genetal kecil
-
Pada laki-laki, testis masih terdapat dalam
abdomen, kanalis ingunalis atau skrotum
-
Pada wanita, labia minor tidak ditutupi oleh labia
mayor.
H. Sebelum bayi lahir
-
Pada anemnese sering kali dijumpai adanya riwayat
abortus,partus prematurus dan lahir mati
-
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia
kehamilan
-
Pertumbuhan BB ibu lambat dan tidak sesuai menurut
yang seharusnya.
I. Setelah lahir
-
Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37
minggu jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak mudah
bergerak, abdomen buncit, menangis lemah, kulit tipis, mudah dan transparan.
-
Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan
alat-alat dalam tubuhnya karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan
dan hipotermi.
IV
Gambaran Umum
-
Kulit biasanya tipis, merah dan berkerut
-
Ditemukan sedikit lemak subkutan
-
Kuku lembut dan lanugo mencolok tetapi terdapat
sedikit atau tidak verniks carrosa
-
Rambut pendek dan jarang
-
Alis mata sering kali tidak ada.
V
Pemeriksaan Penunjang
-
Hb/ Ht menurun
-
Serum glukosa menurun
-
Elektrolit (Na, K, Cl) dalam batas normal
-
BGA, asidosis
-
Trombositopenia
-
Serum kalsium turun.
VI
Komplikasi
Beberapa penyakit yang ada hubungannya
dengan bayi prematur yaitu :
Ø Sindrom gangguan
pernapasan idiopatik disebut juga penyakit membran hialin karena pada stadium
terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveoulus paru.
Ø Pneumonia Aspirasi
Disebabkan karena infeksi menelan dan
batuk belum sempurna, sering ditemukan pada bayi prematur.
Ø Perdarahan intra
ventikuler
Perdarahan spontan diventikel otot lateral
biasanya disebabkan oleh karena anoksia otot. Biasanya terjadi kesamaan dengan
pembentukan membran hialin pada paru. Kelainan ini biasanya ditemukan pada
atopsi.
Ø Hyperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami
hyperbilirubinemia dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan
faktor kematangan hepar sehingga konjungtiva bilirubium indirek menjadi
bilirubium direk belum sempurna.
Ø Masalah suhu tubuh
Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas
badan masih belum sempurna. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapan
bertambah. Otot bayi masih lemah, lemak kulit kurang, sehingga cepat kehilangan
panas badan. Kemampuan metabolisme panas rendah, sehingga bayi BBLR perlu
diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat
dipertahankan sekitar (36,5 – 37,5 0C) (Manuaba, 1998 : 328)
KONSEP DASAR BAYI RESIKO TINGGI
I
Definisi
Bayi dengan kemungkinan resiko tinggi
dapat diramalkan dalam jam pertama kehidupannya memerlukan perawatan di unit
perawatan. (Manuaba, Ida B : III)
A.
Bayi yang tergolong resiko tinggi
1. Nilai A-S ≤ 6
2. Bayi dengan gangguan
pernapasan karena apnea, aspirasi, air ketuban, aspirasi mekonium
3. Cacat bawaan yang
memerlukan tindakan segera
4. BBLR ≤ 1500 gr
5. Bayi dengan infeksi
6. Anemia berat (Hb <
8 gr %)
7. Ibu menderita sakit
kronik
8. Perdarahan pada tali
pusat, vena atau arterinya tidak lengkap.
B.
Tabel nilai APGAR
Skor
|
0
|
1
|
2
|
A: Appearence colour (warna kulit)
P: Pulse (heart rate) < frekuensi
G: Grimace (reaksi
rangsangan)
A: Activity (tonus otot)
R: Respiratory (nafas)
|
Pucat
Tidak ada
Tidak ada
Lumpuh
Tidak ada
|
Badan merah, ekstremitas biru
< 100 x/menit
Sedikit gerakan mimik
Ekstremitas sedikit flexi
Lemah, tidak teratur
|
Seluruh tubuh kemerah-merahan
> 100 x/menit
Menangis, batuk, bersin.
Gerakan aktif
Menangis kuat
|
0 – 3 : Asfiksia berat
4 – 6 : Asfiksia sedang
7 – 10 : Bayi normal
(Rustam, Mochtar.
1998 hal : 120)
C.
Penilaian bayi segera setelah lahir
·
Tangis
·
Warna kulit
·
Gerak
D.
Kehamilan resiko tinggi
Ø Umur ibu
-
< 16 tahun : 2
-
16-17 tahun : 1
-
18 – 29 tahun : 0
-
30 – 34 tahun : 1
-
> 35 tahun : 2
Ø Paritas
-
Nulipara : 1
-
Multipara 1-3 : 0
-
Multipara 4-6 : 1
-
Grandemulti 7 : 2
Ø Gravitas
-
Primigravida : 1
-
Gravida 1-3 : 0
-
Gravida 4-6 : 1
-
Gravida > 7 : 2
Ø Riwayat antenatal
buruk termasuk abortus, prematuritas, lahir mati bekas SC, dan operan vaginal.
-
Tidak ada : 0
-
1 kali : 1
-
> 2 kali : 2
Ø Keadaan antenatal
-
Baik : 0
-
Kurang : 1
Ø Pengawasan antenatal
-
1-2 kali : 2
-
3-5 kali : 1
-
7-6 kali : 0
Makin kecil angka indeks
resiko, makin kecil resiko kehamilan dan persalinan. Indek resiko dalam inpartu:
a. Kedudukan kepala
-
Verteksi : 1
-
Posisi lain : 1
b. Lama persalinan
kehamilan
-
20 – 27 minggu : 5
-
28 – 35 minggu : 4
-
36 – 39 minggu : 1
-
40 – 42 minggu : 0
-
> 43 minggu : 1
II
Patofisiologi
III
Diagnosis
Bayi prematur murni adalah bayi yang dilahirkan
dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan BB untuk masa
gestasi ini bisa disebut neonatus kurang dengan masa kehamilan.
IV
Penatalaksanaan
Dengan memperhatikan gambaran klinik dan
berbagai kemungkinan yang terjadi pada bayi prematur, maka perawatan dan
pengawasan bayi prematur ditujukan pada pengaturan nafas pemberian makanan bayi
dan menghindari infeksi.
1) Pengaturan suhu badan
bayi prematur / BBLR
Bayi prematur harus dirawat pada incubator
sehingga panas badannya mendekati dalam rahim.
2) Makanan pada bayi
prematur
Alat pencernaan bayi prematur belum
sempurna sehingga pemberian minum secara bertahap. Sekitar 3 jam setelah lahir
dengan didahului menghisap cairan lambung, ASI merupakan makanan paling utama
sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan dengan diminumkan melalui sendok
sedikit demi sedikit atau dengan memasang sonde lambung. (Manuaba, 1998 : 238)
3) Bayi mudah terjadi
pneomonia aspirasi, maka pemberian minum pada bayi BBLR dilakukan dengan :
a) Bayi diletakkan pada
sisi kanan atau posisi setengah duduk di pangkuan perawat/ ibu atau posisi
tidur dengan kepala dan bahu ditinggikan 300 untuk membantu
pengosongan lambung.
b) Sebelum susu
diberikan, diteteskan dulu di punggung tangan untuk merasakan apakah susu cukup
hangat dan keluarnya satu tetes setiap detik.
c) Pada waktu minum
harus diperhatikan apakah ada tanda-tanda gangguan pernafasan atau perut
kembung.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 20 Maret 2012
Jam : 09.00 WIB
Tempat : di IRNA IV Ruang 11 (Perinatologi) RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
A. Data Subyektif
- Anamnese
a. Biodata Bayi
Nama : By Ny “M”
Tanggal lahir : 18 - 03 - 2012
Umur : 2 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : 1
Alamat : Kidangpang 2/3 Pagak_Malang
No. Reg : 1208934
b.
Biodata orang tua
Nama Ibu : Ny “M” Nama Ayah : Tn “R”
Umur : 24 tahun Umur :
29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan
: SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Kidangpang 2/3 Alamat : Kidangpang 2/3
Pagak_Malang Pagak_Malang
- Keluhan Utama
Dari data rekam
medik anak ke I hamil 38
minggu bayi lahir di BPS jenis kelamin perempuan dengan BBLCB, BBLR .
- Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
yang lalu
No.
|
UK
|
Jenis Persalinan
|
Penolong
|
Sex
|
BBL
|
PBL
|
Kelainan
|
Usia sekarang
|
1
|
38 minggu
|
Spt
|
Bidan
|
♀
|
1900
|
43
|
-
|
2 hari
|
- Riwayat antenatal, natal, dan neonatal
a. Riwayat antenatal
Ibu mengatakan pernah
memeriksakan kehamilannya pada bidan maupun dokter dan mendapat obat-obatan.
b. Riwayat natal
Ini merupakan kelahiran anak
ke I hamil 38 minggu dan
ditolong oleh Dokter di RS Unitara Delima.
c. Riwayat neonatal
ü AS : 1 menit = 2
5 menit =
7
ü BBL/ PBL : 1900
grm / 43 CM
ü Antropometri :
Ø Ukuran belakang
kepala
·
SOB (sub occiput bragmatika) :
10,5 cm
·
SOF (sub occiput frontalis) : 10 cm
·
FO (fronto oksipitalis) : 11,5 cm
·
MO (mento oskipitalis) : 10,5 cm
·
SMB (sub mento bragmatika) :
11 cm
Ø Ukuran
melintang
·
BP (bi parietalis) : 9
cm
·
BT (bi temporalis) : 10 cm
Ø Ukuran
melingkar
·
CSOB (circmf. Sub occiput bragmatika) : 30 cm
·
CFO (circmf. Fronto oksipitalis) : 31 cm
·
CMO (circmf. Mento occipitalis) : 31,5 cm
Ø Lila : 7 cm
Ø Lida : 26 cm
ü Anus : (+)
- Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di
dalam keluarga tidak ada yang mempunyai keturunan lahir kembar dan bibir
sumbing selain itu juga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menurun
(diabetes – asma), menular (TBC, hipertensi) dan menahun (jantung).
- Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Pemberian Asi 8 x 25-30 cc.
b. Istirahat
Bayi tidur dalam incubator,
bangun ketika lapar, BAB, BAK dan merasa tidak nyaman.
c. Aktivitas
Bayi merintih lemah, gerakan
lemah.
d. Eliminasi
BAB (+) konsistensi
lembek.
BAK (+) warna jernih.
e.
Personal hygine
- Bayi dimandikan jam 07.30 WIB, bayi ganti baju saat mandi
- Bayi diseka jam 14.00 WIB, bayi ganti baju selsai diseka
- Bayi diseka jam 21.00 WIB, bayi ganti baju selsai dseka
- Bayi ganti popok selsai BAB dan BAK
- Riwayat psikososial
a) Riwayat psikologis
Ibu dan keluarga kawatir dengan keadaan anaknya .
b)
Riwayat sosial
Di dalam keluarga bayi mendapatkan ASI sampai usia 6 bulan dan
mendapatkan MPASI usia > 6 bulan.
B. Data Obyektif
- Pemeriksaan umum
KU : cukup
Kesadaran :
composmetis
HR :
150 x/menit
Suhu : 36,2 0C
RR : 50 x/menit
BB : 1900 gr
TB : 43 cm
- Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Tampak
tidak ada benjolan, tidak ada caput,
tidak ada cepal hematoma, tidak ada kelainan pada kepala.
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak
pucat, sclera tidak ikterus.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada screat,
tidak ada pernafasan cuping hidung. Trepasang O2
Telinga : Simetris, tidak ada benjolan.
Mulut : Bibir lembab, tidak ada
stomatitis, tidak terdapat
labioskistis, labiopalatokisis. dan
labio gnatopalatokisis.
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid maupun vena jugularis.
Dada : Simetris,
pola pernafasan dangkal, reguler,
tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada kelenjar payudara.
Abdomen : Tali pusat basah, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pernafasan perut
Genetalia : Labia mayora menutupi labio
minora, terdapat meater uretra.
Anus : Tidak mengalam atresia ani,
tidak ada hemoroid
Ekstremitas
: Gerak aktif, terdapat verniks, terdapat lanugo, kulit tipis dan
tidak ada kelainan (sindaktil/ polidaktil).
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada masa
Dada : Tidak ada nyeri tekan
Abdomen : Tidak ada meteorismus
Genetalia : Tidak ada pembengkakn pada
kelenjar skene dan bartholini
Ekstremitas
: Tidak ada oedema
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada suara
whezzing maupun ronchi.
Abdomen : Suara bising usus
normal.
d. Perkusi
Abdomen : Tidak kembung
- Pemeriksaan neorologis
a. Reflek moro (+)
b. Reflek rooting (+)
c. Reflek sucking (+)
d. Reflek menggenggam
(+)
- Pemeriksaan penunjang
·
Darah lengkap
ü Leukosit :
6.700/µl ( N : 3500 – 10.000)
ü HB : 17.7 gr /
dl (N :11,0 – 16,5)
ü Hematrokit
:52,2% (N : 35.0 – 50.0)
ü Trombosit :
60.00/ µl (150.000 – 390.0000)
·
Faal Hemostasis : 12,7
ü PPT : 16,2detik
(k:12,7 detik)
ü APPT : 58,8
detik (k :29,6 detik)
·
Kimia darah
ü Albumin : 3,32
g/dl (N : 3,5 – 5,5)
·
Analisis Elektrolit
ü Natrium : 139 m
mol/I (N : 136 – 145)
ü Kalium : 9,2 m
mol/I (N : 3,5 – 5,0)
ü Chloride : 114
m mol/I (N : 98 – 106)
ü Chlsium : 7,6
mg/dl (N : 7,6 – 11,0)
ü Phosphor : 3,08
mg/dl (N : 2,5 – 7,0)
II. IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : By Ny “R” umur 2 hari dengan BBLR.
Ds : Bayi lahir
pukul 03.00 WIB 18 - 03 - 2012
Do : KU : baik
Menanggis :
kuat
Kesadaran :
composmetis
Warna
kulit : merah
Observasi
TTV :
Suhu :
36,20C
Pernafasaan :
50x/menit
BBL
: 1900 gram
BBS : 1955 gram
PB : 43 cm
III. ANTISIPASI MASALAH
POTENSIAL
ü Potensial
terjadinya hipotermi
ü Potensial
terjadinya aspirasi
ü Potensial
terjadinya penurunan BB
ü
Potensial terjadinya infeksi.
IV. IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SEGERA
-
Segera pemenuhan nutrisi
-
Kolaborasi dengan dokter spesialis
-
Perawatan pada lingkungan yang
hangat ,kering dan bersih.
V. INTERVENSI
Tanggal : 20 Maret 2012
Jam : 09.00 WIB
Dx : By Ny “R” umur 2 hari dengan BBLR.
Tujuan : Bayi tidak mengalami komplikasi dan tidak
timbulnya masalah yang potensial
terjadi
Kriteria
hasil : KU bayi baik
TTV dalam
batas normal
BB bertambah
Tidak
terjadi infeksi
Intervensi
1.
Berikan penjelasan pada keluarga tentang kondisi bayi saat ini
R/
agar keluarga memahami dan kooperatif
2.
Beritahu keluarga tentang tindakan apa saja yang dilakukan.
R/
keluarga memahami tujuan dilakukan tindakan.
3.
Bebaskan jalan nafas
R/
mencegah timbulnya aspirasi.
4.
Pertahankan suhu lingkungan
R/
mencegah timbulnya hipotermi
5.
Observasi tanda-tanda distres pernafasan dan TTV
R/
untuk mengetahui kemungkinan terjadinya aspirasi dan komplikasi
6.
Kaji respon bayi terhadap pemberian O2
R/
untuk mengetahui kadar kebutuhan O2 bayi.
7.
Berikan posisi yang nyaman.
R/
menghindari posisi hiperekstensi pada leher untuk mencegah gangguan ventilasi.
8.
Menimbang BB
R/
untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi.
9.
Jaga kebersihan dan kesterilan alat yang digunakan.
R/
mencegah timbulnya infeksi.
10.
Lakukan retensi setiap pagi dan kaji reflek menghisap
R/
Mengidentifikasi kematangan system pencernaan untuk mendapatkan asi atau MPASI
11.
Kolaborasi dengan dokter.
R/
pemberian terapi dan tindakan lebih lanjut.
12.
Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
R/
mencegah infeksi nosokomial.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal :
20 Maret 2012
Jam : 09.00 WIB
Dx : By Ny “R” umur 2 hari dengan BBLR.
Implementasi
1. Memberi penjelasan
kepada keluarga tentang kondisi bayi yang masih lemah.
2. Memberitahu keluarga
tentang tindakan yang telah dilakukan seperti memasang infus, memasang sonde untuk
membantu memberikan minum, memasang oksigen dan dirawat di incubator agar tidak
kedinginan.
3. Membebaskan jalan
nafas dengan memberi posisi ekstensi.
4. Memasang sonde untuk
memenuhi nutrisi
5. Mengecek retensi pada
bayi untuk mengetahui cairan dalam lambung
6. Mengkaji reflek
menelan untuk mengetahui apakah sistem pencernaan sudah siap.
7. Memberikan posisi
yang nyaman
Bayi dimiringkan kanan dan
kiri dan dipindah posisi tiap 2 jam, tidak memberikan posisi hiperekstensi.
8. Melakukan retensi dan
mengkaji reflek menelan.
Bila retensi sudah jernih dan
KU baik bayi dicoba diberikan minum dan bila tidak muntah berarti reflek
menelannya sudah bekerja baik.
9. Menimbang bayi
Bila penurunan BB lebih dari
10% dari BBL maka terjadi dehidrasi berat, sehingga memerlukan tindakan lebih
lanjut.
10. Menjaga kebersihan
dan kesterilan alat.
-
Mendekontaminasi alat-alat yang sudah selesai
digunakan dalam tindakan.
-
Mencuci bilas dengan sabun dan air yang mengalir
-
Sterilisasi alat
11. Melakukan kolaborasi
dengan dokter
Melakukan terapi observasi
yang telah diberikan :
12. Mencuci tangan
sebelum dan sesudah memegang bayi dengan sabun dan air mengalir.
VII. EVALUASI
Tanggal :
20 Maret 2012
Jam : 10.00 WIB
S : -
O : KU
: Baik
Kesadaran :
Composmetis
Nadi : 140 x/menit
Suhu : 360C
Pernafasaan :
50 x/menit
BB :
1900 gr
PB :
43 cm
Residu :
susu
BAB :
(+)
BAK :
(+)
Oksigen :
0,5 l/menit
A : By
Ny “R” umur 2 hari dengan BBLR
P :
·
Observasi TTV
·
Lanjutkan kolaborasi demgam dokter
·
Pantau BB tiap hari
·
Letakan bayi di incubator
CATATAN
PERKEMBANGAN
Tanggal
|
Subyektif
|
Obyektif
|
Analisa
|
Penatalaksanaan
|
21/03/2012
|
-
|
Ku : baik, Min: (+), cyan (-), kejang
(-), panas (-), BAB/BAK +/+, Suhu 36,6oC, Nadi 120x/ menit, RR 40x/menit
|
Bayi Ny “M” usia 3 hari dengan BBLR
|
-
Melakukan perawatan pada bayi
-
Memberikan minum 8x 30 cc/hari
-
Memberikan O2 nasal 5 cm H2O 6
l/menit
-
Memberikan infuse 10 tpm
-
Mengkur suhu
-
Mengobservasi ku bayi
|
22/03/2012
|
-
|
Ku : cukup, Min (+), cyan (-), Kejang
(-), panas (-), BAB/BAK +/+
|
Bayi Ny “M” usia 4 hari dengan BBLR
|
-
Merawat bayi
-
Merawat tali pusat dengan kasa
steril kering
-
Mengobservasi keadaan bayi
-
Menghangatkan bayi di beri popok,
baju dan dibedong
-
Memberikan minum susu 8x 30 cc/
hari
-
Menginjeksi mero 75, dexametahson
-
Mengobservasi TTV
RR : 60 x/ menit
Nadi :120x/menit
Suhu : 36,8oC
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanaan pada
By Ny “M” usia 2 hari dengan BBLR di ruang perinatologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, penulis menyimpulkan tidak ada
kesenjangan antara teori dan prktek
dilapangan, sehingga asuhan kebidanaan yang diberikan baik secara
mandiri maupun kolaborasi dapat diberikan dengan baik.
B.
Saran
1. Bagi petugas
kesehatan
-
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama
bagi bayi
-
Menjaga kesterilan alat
2. Bagi mahasiswa
Lebih
menambah pengetahuan terutama pada bayi baru lahir normal dengan cara
memperbanyak membaca atau mencari informasi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Suriadi. 2001. Asuhan
Keperawatan pada Anak Edisi I. Jakarta : CV Sagung Seto.
Ngastiah. 2005. Perawatan
Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC
www.medicastore.com
Mochtar, Rustam.
1998. Sinopsis Obstetri Patologi. YBP-SP
Hidayat, Aziz
Alimul. 2005. Pengantar Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Nelson. 1999. Ilmu
Kesehatan Anak Vol. 1. Jakarta : EGC
FKUI. 1985. Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta : Info Medika.