Rabu, 23 Mei 2012

Askeb Neonatus dengan BBLR



ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “M” USIA 2 HARI DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI IRNA IV RUANG 11 (PERINATOLOGI) RSUD DR. SAIFUL ANWAR
MALANG




Oleh:
Neneng Dwi Nanda P.R
2009744112



AKADEMI KEBIDANA WIRA HUSADA NUSANTARA
MALANG
2012


LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “M” USIA 2 HARI DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI IRNA IV RUANG 11 (PERINATOLOGI) RSUD DR. SAIFUL ANWAR
MALANG


Malang, ….. Maret 2012
Mengetahui
Mahasiswa


Neneng Dwi Nanda P.R
Nim: 2009744112


Pembimbing Institusi                                                  Pembimbing Klinik



Titin Sutriyani, SST                                                    Sukarlis, AMK
Nip:                                                                             Nip:


Kepala ruangan



Dyah Sri Hartatik, S Kep. NS
Nip:

KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. “M” usia 2 hari dengan Berat Bayi Lahir Rendah di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

Dalam penulisan makalah, tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak . Maka dari itu, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar –sebesarnya antara lain kepada :
1.      Dr. dr. Basuki Bambang P. SpU, selaku direktur RSSA Malang
2.      Dr. Harjoedi Adji Tjahjono, SpA (K), selaku K.A IRNA IV RSSA Malang
3.      Andreas Supriyanto, S. Keb. NS selaku KPP IRNA IV RSSA Malang
4.      Ibu Dyah Sri Hartatik, S. Kep. NS selaku kepala ruangan Perinatologi RSSA Malang
5.      Ibu Sukarlis AMK, selaku pembimbing klinik yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan membantu proses pembuatan asuhan kebidanan ini.
6.      Ibu-ibu perawat, bidan, dan pekarya ruang Perinatologi RSSA Malang
7.      Ibu Vivin, SST dan Ibu Titin Sutriyani, SST, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbig dan membantu proses pembuatan asuhan kebidanan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan diwaktu yang akan datang.



Malang,    Maret 2012


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN


I            Latar Belakang
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr (sampai dengan 2.499 gram). Bertahun-tahun lamanya bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut bayi prematur. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Lama kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya tergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu.
Gruenuozid mengatakan bahwa bila digunakan definisi yang lama 30% - 40% dari bayi perempuan sebenarnya sudah mempunyai masa gestasi 37-38 minggu. Selain itu di negera yang masih berkembang batas 2500 gr sebagai bayi prematur. Mungkin terlalu tinggi karena berat badan lahir yang rata-rata yang lebih rendah.
Untuk menandakan keseragaman pada kongres “European perinatal medicine ke II di London (1970) telah diusulkan definisi : bayi kurang bayi lebih bulan.
Kejadian BBLR beresiko tinggi terhadap keadaan bayi, karena organ-organ dalam badan bayi masih belum sempurna sehingga mudah terjadi komplikasi, misalnya asfiksia, hipotermia, hypertermi, hipoglikemi, dan komplikasi lain sehingga perlu perawatan lebih intensif.
Berdasarkan kejadian diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus Asuhan Kebidanan pada bayi Ny Musia 2 hari dengan BBLR di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

II            Tujuan
A.    Tujuan Umum
Penuilis dapat melaksanakan Asuhan kebidanan pada dengan BBLR secara komprehensif dengan mengunakan pendekatan manajemen kebiadanan pada bayi dengan BBLR.
B.     Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa dapat melakukan pengkajian data dengan benar, mengidentifikasi masalah, membuat rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien, melaksanakan tindakan tersebut dan melaksanakan evaluasi.

III            SISTEMATIKA PENULISAN
Ø  BAB I       : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, dan sistematika   penulisan
Ø  BAB II      : Tinjauan teori berisi konsep dasar BBLR dan konsep dasar bayi resiko tinggi
Ø  BAB III    : Berisi Tinjauan kasus
Ø  BAB IV    : Penutup berisi Kesimpulan dan saran
Ø  DAFTAR PUSTAKA





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR BBLR
I            Definisi BBLR
Adalah berat badan bayi lahir yang kurang dari 2500 gr, karena kehamilan kurang dari 37 minggu atau umur kehamilan cukup bulan tetapi berat badan bayi kurang dari 2500 gr.
Adalah bayi yang ketika lahir mempunyai berat badan < 2500 gram. (Farrer, H. 1999. 214)
Adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran < 2500 gram. (IKA. 1985 : ICSI)
Adalah bayi yang lahir berat badan < 2500 gram (Dep Kes RI, 2002 : 23)
Pada kongres “Europgen Perinatal Medicine ke-2 di London (1970)” telah diusulkan definisi sebagai berikut :
1)      Bayi kurang bulan adalah bayi yang masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
2)      Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu (59-295 hari)
3)      Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan 42 minggu atau lebih.

Dari pengertian diatas BBLR dapat dibagi 2 golongan yaitu :
·         Prematur murni
Masa gestasi < 37 minggu, BB sesuai untuk masa gestasi, atau bisa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan.
·         Dismatur
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi. Berarti bayi mengalami telat dari pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan.


II            Etiologi
1)      Faktor Ibu
-          Gizi saat hamil kurang
-          Umur < 20 tahun / lebih 35 tahun
-          Jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat.
-          Ibu pendek, tinggi badan < 150 cm
-          Penyakit menahun ibu, hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok dan narkotik.
2)      Faktor kehamilan
-          Kehamilan hidramnion
-          Hamil ganda
-          Perdarahan antepartum
-          Komplikasi kehamilan, pre eklamsi, KPD
3)      Faktor janin
-          Cacat bawaan
-          Infeksi dalam rahim
-          Gangguan metabolisme pada janin.
4)      Faktor lain
-          Radiasi
-          Bahan heterogen/ karsinogenik.

III            Tanda dan Gejala
A.    Sistem pernafasan
-          Apnea
-          Ritme dan dalamnya pernafasan cenderung tidak teratur
-          Timbul sianosis
-          Frekuensi nafas 60-80 x/menit
B.     Sistem sirkulasi
-          Kerja jantung lemah dan lambat
-          Cenderung ditemukan aritmie
-          Nadi antara 100-160 x/menit
-          Tekanan darah rendah (sistole 45-60, diastole 30-45 mmHg)
-          Sirkulasi perifer seringkali buruk dan dinding pembuluh darah lemah.
C.     Pengendali suhu
Suhu tubuh cenderung sub normal karena produksi panas yang buruk dan peningkatan kehilangan panas.
D.    Sistem pencernaan
-          Reflek menghisap dan menelan lemah
-          Sering terjadi regurgitasi
E.     Sistem urinaria
-          Urin sedikit
-          GFR (flumerulus Filtrate Rate) menurun
-          Sering terjadi gangguan keseimbangan air dan elektrolit.
F.      Sistem persyarafan
-          Tangisan lemah
-          Pusat pengendali fungsi vital kurang berkembang
-          Sulit dibangunkan.
G.    Sistem Genetal
-          Genetal kecil
-          Pada laki-laki, testis masih terdapat dalam abdomen, kanalis ingunalis atau skrotum
-          Pada wanita, labia minor tidak ditutupi oleh labia mayor.
H.    Sebelum bayi lahir
-          Pada anemnese sering kali dijumpai adanya riwayat abortus,partus prematurus dan lahir mati
-          Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan
-          Pertumbuhan BB ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya.
I.       Setelah lahir
-          Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak mudah bergerak, abdomen buncit, menangis lemah, kulit tipis, mudah dan transparan.
-          Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan dan hipotermi.

IV            Gambaran Umum
-          Kulit biasanya tipis, merah dan berkerut
-          Ditemukan sedikit lemak subkutan
-          Kuku lembut dan lanugo mencolok tetapi terdapat sedikit atau tidak verniks carrosa
-          Rambut pendek dan jarang
-          Alis mata sering kali tidak ada.

V            Pemeriksaan Penunjang
-          Hb/ Ht menurun
-          Serum glukosa menurun
-          Elektrolit (Na, K, Cl) dalam batas normal
-          BGA, asidosis
-          Trombositopenia
-          Serum kalsium turun.

VI            Komplikasi
Beberapa penyakit yang ada hubungannya dengan bayi prematur yaitu :
Ø  Sindrom gangguan pernapasan idiopatik disebut juga penyakit membran hialin karena pada stadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveoulus paru.
Ø  Pneumonia Aspirasi
      Disebabkan karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna, sering ditemukan pada bayi prematur.
Ø  Perdarahan intra ventikuler
      Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otot. Biasanya terjadi kesamaan dengan pembentukan membran hialin pada paru. Kelainan ini biasanya ditemukan pada atopsi.
Ø  Hyperbilirubinemia
      Bayi prematur lebih sering mengalami hyperbilirubinemia dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjungtiva bilirubium indirek menjadi bilirubium direk belum sempurna.
Ø  Masalah suhu tubuh
      Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum sempurna. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapan bertambah. Otot bayi masih lemah, lemak kulit kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan. Kemampuan metabolisme panas rendah, sehingga bayi BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar (36,5 – 37,5 0C) (Manuaba, 1998 : 328)

KONSEP DASAR BAYI RESIKO TINGGI
I            Definisi
Bayi dengan kemungkinan resiko tinggi dapat diramalkan dalam jam pertama kehidupannya memerlukan perawatan di unit perawatan. (Manuaba, Ida B : III)
A.    Bayi yang tergolong resiko tinggi
1.      Nilai A-S ≤ 6
2.      Bayi dengan gangguan pernapasan karena apnea, aspirasi, air ketuban, aspirasi mekonium
3.      Cacat bawaan yang memerlukan tindakan segera
4.      BBLR ≤ 1500 gr
5.      Bayi dengan infeksi
6.      Anemia berat (Hb < 8 gr %)
7.      Ibu menderita sakit kronik
8.      Perdarahan pada tali pusat, vena atau arterinya tidak lengkap.

B.     Tabel nilai APGAR
Skor
0
1
2
A: Appearence colour (warna kulit)
P: Pulse (heart rate) < frekuensi
G: Grimace (reaksi rangsangan)
A: Activity (tonus otot)
R: Respiratory (nafas)
Pucat
Tidak ada
Tidak ada
Lumpuh
Tidak ada
Badan merah, ekstremitas biru
< 100 x/menit
Sedikit gerakan mimik
Ekstremitas sedikit flexi
Lemah, tidak teratur
Seluruh tubuh kemerah-merahan
> 100 x/menit
Menangis, batuk, bersin.
Gerakan aktif
Menangis kuat

0 – 3          : Asfiksia berat
4 – 6          : Asfiksia sedang
7 – 10        : Bayi normal
(Rustam, Mochtar. 1998 hal : 120)

C.     Penilaian bayi segera setelah lahir
·         Tangis
·         Warna kulit
·         Gerak

D.    Kehamilan resiko tinggi
Ø  Umur ibu
-          < 16 tahun             : 2
-          16-17 tahun           : 1
-          18 – 29 tahun        : 0
-          30 – 34 tahun        : 1
-          > 35 tahun             : 2
Ø  Paritas
-          Nulipara                : 1
-          Multipara 1-3        : 0
-          Multipara 4-6        : 1
-          Grandemulti 7       : 2
Ø  Gravitas
-          Primigravida          : 1
-          Gravida 1-3           : 0
-          Gravida 4-6           : 1
-          Gravida > 7           : 2
Ø  Riwayat antenatal buruk termasuk abortus, prematuritas, lahir mati bekas SC, dan operan vaginal.
-          Tidak ada              : 0
-          1 kali                     : 1
-          > 2 kali                  : 2
Ø  Keadaan antenatal
-          Baik                       : 0
-          Kurang                  : 1
Ø  Pengawasan antenatal
-          1-2 kali                  : 2
-          3-5 kali                  : 1
-          7-6 kali                  : 0

Makin kecil angka indeks resiko, makin kecil resiko kehamilan dan persalinan. Indek resiko dalam inpartu:
a.       Kedudukan kepala
-          Verteksi : 1
-          Posisi lain : 1
b.      Lama persalinan kehamilan
-          20 – 27 minggu : 5
-          28 – 35 minggu : 4
-          36 – 39 minggu : 1
-          40 – 42 minggu : 0
-          > 43 minggu : 1







II            Patofisiologi


 




















III            Diagnosis
Bayi prematur murni adalah bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan BB untuk masa gestasi ini bisa disebut neonatus kurang dengan masa kehamilan.

IV            Penatalaksanaan
Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinan yang terjadi pada bayi prematur, maka perawatan dan pengawasan bayi prematur ditujukan pada pengaturan nafas pemberian makanan bayi dan menghindari infeksi.
1)      Pengaturan suhu badan bayi prematur / BBLR
      Bayi prematur harus dirawat pada incubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim.
2)      Makanan pada bayi prematur
      Alat pencernaan bayi prematur belum sempurna sehingga pemberian minum secara bertahap. Sekitar 3 jam setelah lahir dengan didahului menghisap cairan lambung, ASI merupakan makanan paling utama sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan dengan diminumkan melalui sendok sedikit demi sedikit atau dengan memasang sonde lambung. (Manuaba, 1998 : 238)
3)      Bayi mudah terjadi pneomonia aspirasi, maka pemberian minum pada bayi BBLR dilakukan dengan :
a)      Bayi diletakkan pada sisi kanan atau posisi setengah duduk di pangkuan perawat/ ibu atau posisi tidur dengan kepala dan bahu ditinggikan 300 untuk membantu pengosongan lambung.
b)      Sebelum susu diberikan, diteteskan dulu di punggung tangan untuk merasakan apakah susu cukup hangat dan keluarnya satu tetes setiap detik.
c)      Pada waktu minum harus diperhatikan apakah ada tanda-tanda gangguan pernafasan atau perut kembung.







BAB III
TINJAUAN KASUS



I.       PENGKAJIAN
Tanggal           : 20 Maret 2012
Jam                  : 09.00 WIB
Tempat            : di IRNA IV Ruang 11 (Perinatologi) RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

A.    Data Subyektif
  1. Anamnese
a.       Biodata Bayi
Nama                     : By Ny “M
Tanggal lahir         : 18 - 03 - 2012
Umur                     : 2 hari
Jenis kelamin         : Perempuan
Anak ke                 : 1
Alamat                  : Kidangpang 2/3 Pagak_Malang
No. Reg                 : 1208934

b.      Biodata orang tua
Nama Ibu             : Ny “M”                     Nama Ayah                 : Tn “R
Umur                     : 24 tahun                    Umur                           : 29 tahun
Agama                   : Islam                                     Agama                         : Islam
Pendidikan            : SMA                                     Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan               : IRT                            Pekerjaan                     : Pedagang
Alamat                  : Kidangpang 2/3        Alamat                                    : Kidangpang 2/3
Pagak_Malang                                                Pagak_Malang

  1. Keluhan Utama
Dari data rekam medik anak ke I hamil 38 minggu bayi lahir di BPS jenis kelamin perempuan dengan BBLCB, BBLR .

  1. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
No.
UK
Jenis Persalinan
Penolong
Sex
BBL
PBL
Kelainan
Usia sekarang
1
38 minggu
Spt
Bidan
1900
43
-
2 hari

  1. Riwayat antenatal, natal, dan neonatal
a.       Riwayat antenatal
Ibu mengatakan pernah memeriksakan kehamilannya pada bidan maupun  dokter dan mendapat obat-obatan.
b.      Riwayat natal
Ini merupakan kelahiran anak ke I hamil 38 minggu dan ditolong oleh Dokter di RS Unitara Delima.
c.       Riwayat neonatal
ü  AS       : 1 menit          = 2
5 menit            = 7
ü  BBL/ PBL : 1900 grm / 43 CM
ü  Antropometri :
Ø  Ukuran belakang kepala
·         SOB (sub occiput bragmatika)            : 10,5 cm
·         SOF (sub occiput frontalis)                 : 10 cm
·         FO (fronto oksipitalis)                        : 11,5 cm
·         MO (mento oskipitalis)                       : 10,5 cm
·         SMB (sub mento bragmatika)             : 11 cm
Ø  Ukuran melintang
·         BP (bi parietalis)         : 9 cm
·         BT (bi temporalis)       : 10 cm
Ø  Ukuran melingkar
·         CSOB (circmf. Sub occiput bragmatika)        : 30 cm
·         CFO (circmf. Fronto oksipitalis)                     : 31 cm
·         CMO (circmf. Mento occipitalis)                    : 31,5 cm
Ø  Lila            : 7 cm
Ø  Lida           : 26 cm
ü  Anus : (+)
  1. Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai keturunan lahir kembar dan bibir sumbing selain itu juga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menurun (diabetes – asma), menular (TBC, hipertensi) dan menahun (jantung).
  1. Pola kebiasaan sehari-hari
a.       Nutrisi
Pemberian Asi 8 x 25-30 cc.
b.      Istirahat
Bayi tidur dalam incubator, bangun ketika lapar, BAB, BAK dan merasa tidak nyaman.
c.       Aktivitas
Bayi merintih lemah, gerakan lemah.
d.      Eliminasi
BAB (+) konsistensi lembek.
BAK (+) warna jernih.
e.       Personal hygine
    • Bayi dimandikan jam 07.30 WIB, bayi ganti baju saat mandi
    • Bayi diseka jam 14.00 WIB, bayi ganti baju selsai diseka
    • Bayi diseka jam 21.00 WIB, bayi ganti baju selsai dseka
    • Bayi ganti popok selsai BAB dan BAK
  1. Riwayat psikososial
a)      Riwayat psikologis
Ibu dan keluarga  kawatir dengan keadaan anaknya .
b)      Riwayat sosial
Di dalam keluarga bayi mendapatkan ASI sampai usia 6 bulan dan mendapatkan MPASI usia > 6 bulan.

B.     Data Obyektif
  1. Pemeriksaan umum
KU                  : cukup
Kesadaran       : composmetis
HR                  : 150 x/menit
Suhu                : 36,2 0C
RR                   : 50 x/menit
BB                   : 1900 gr
TB                   : 43 cm
  1. Pemeriksaan fisik
a.       Inspeksi
Kepala             : Tampak tidak ada benjolan, tidak ada caput, tidak ada cepal hematoma, tidak ada kelainan pada kepala.
Muka               : Tidak pucat, tidak oedema
Mata                : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus.
Hidung            : Simetris, bersih, tidak ada screat, tidak ada  pernafasan cuping hidung. Trepasang O2
Telinga            : Simetris, tidak ada benjolan.
Mulut              : Bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak terdapat labioskistis, labiopalatokisis. dan labio gnatopalatokisis.
Leher               : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun vena jugularis.
Dada               : Simetris, pola pernafasan dangkal, reguler, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada kelenjar payudara.
Abdomen        : Tali pusat basah, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pernafasan perut
Genetalia         : Labia mayora menutupi labio minora, terdapat meater uretra.
Anus                : Tidak mengalam atresia ani, tidak ada hemoroid
Ekstremitas     : Gerak aktif, terdapat verniks, terdapat lanugo, kulit tipis dan tidak ada kelainan (sindaktil/ polidaktil).
b.      Palpasi
Leher               : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada masa
Dada               : Tidak ada nyeri tekan
Abdomen        : Tidak ada meteorismus
Genetalia         : Tidak ada pembengkakn pada kelenjar skene dan bartholini
Ekstremitas     : Tidak ada oedema
c.       Auskultasi
Dada               : Tidak ada suara whezzing maupun ronchi.
Abdomen        : Suara bising usus normal.
d.      Perkusi
Abdomen        : Tidak kembung
  1. Pemeriksaan neorologis
a.       Reflek moro (+)
b.      Reflek rooting (+)
c.       Reflek sucking (+)
d.      Reflek menggenggam (+)
  1. Pemeriksaan penunjang
·         Darah lengkap
ü  Leukosit : 6.700/µl                  ( N : 3500 – 10.000)
ü  HB : 17.7 gr / dl                      (N :11,0 – 16,5)
ü  Hematrokit :52,2%                  (N : 35.0 – 50.0)
ü  Trombosit : 60.00/ µl               (150.000 – 390.0000)
·         Faal Hemostasis : 12,7
ü  PPT : 16,2detik                       (k:12,7 detik)
ü  APPT : 58,8 detik                   (k :29,6 detik)
·         Kimia darah
ü  Albumin : 3,32 g/dl                 (N : 3,5 – 5,5)
·         Analisis Elektrolit
ü  Natrium : 139 m mol/I            (N : 136 – 145)
ü  Kalium : 9,2 m mol/I               (N : 3,5 – 5,0)
ü  Chloride : 114 m mol/I            (N : 98 – 106)
ü  Chlsium : 7,6 mg/dl                 (N : 7,6 – 11,0)
ü  Phosphor : 3,08 mg/dl             (N : 2,5 – 7,0)

II.    IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx       : By Ny “R” umur 2 hari dengan BBLR.
Ds        : Bayi lahir pukul 03.00 WIB 18 - 03 - 2012
Do       : KU                : baik
            Menanggis       : kuat
Kesadaran       : composmetis
Warna kulit     : merah
Observasi TTV :
Suhu                : 36,20C
Pernafasaan     : 50x/menit
BBL    : 1900 gram
BBS    : 1955 gram
PB       : 43 cm

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
ü  Potensial terjadinya hipotermi
ü  Potensial terjadinya aspirasi
ü  Potensial terjadinya penurunan BB
ü  Potensial terjadinya infeksi.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-          Segera pemenuhan nutrisi
-          Kolaborasi dengan dokter spesialis
-          Perawatan pada lingkungan yang hangat ,kering dan bersih.

V.    INTERVENSI
Tanggal           : 20 Maret 2012
Jam                  : 09.00 WIB
Dx                               : By Ny “R” umur 2 hari dengan BBLR.
Tujuan             : Bayi tidak mengalami komplikasi dan tidak timbulnya masalah yang potensial terjadi
Kriteria hasil    : KU bayi baik
TTV dalam batas normal
BB bertambah
Tidak terjadi infeksi
Intervensi
1.      Berikan penjelasan pada keluarga tentang kondisi bayi saat ini
R/ agar keluarga memahami dan kooperatif
2.      Beritahu keluarga tentang tindakan apa saja yang dilakukan.
R/ keluarga memahami tujuan dilakukan tindakan.
3.      Bebaskan jalan nafas
R/ mencegah timbulnya aspirasi.
4.      Pertahankan suhu lingkungan
R/ mencegah timbulnya hipotermi
5.      Observasi tanda-tanda distres pernafasan dan TTV
R/ untuk mengetahui kemungkinan terjadinya aspirasi dan komplikasi
6.      Kaji respon bayi terhadap pemberian O2
R/ untuk mengetahui kadar kebutuhan O2 bayi.
7.      Berikan posisi yang nyaman.
R/ menghindari posisi hiperekstensi pada leher untuk mencegah gangguan ventilasi.
8.      Menimbang BB
R/ untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi.
9.      Jaga kebersihan dan kesterilan alat yang digunakan.
R/ mencegah timbulnya infeksi.
10.  Lakukan retensi setiap pagi dan kaji reflek menghisap
R/ Mengidentifikasi kematangan system pencernaan untuk mendapatkan asi atau MPASI
11.  Kolaborasi dengan dokter.
R/ pemberian terapi dan tindakan lebih lanjut.
12.  Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
R/ mencegah infeksi nosokomial.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal           : 20 Maret 2012
Jam                  : 09.00 WIB
Dx                   : By Ny “R” umur 2 hari dengan BBLR.

Implementasi
1.      Memberi penjelasan kepada keluarga tentang kondisi bayi yang masih lemah.
2.      Memberitahu keluarga tentang tindakan yang telah dilakukan seperti memasang infus, memasang sonde untuk membantu memberikan minum, memasang oksigen dan dirawat di incubator agar tidak kedinginan.
3.      Membebaskan jalan nafas dengan memberi posisi ekstensi.
4.      Memasang sonde untuk memenuhi nutrisi
5.      Mengecek retensi pada bayi untuk mengetahui cairan dalam lambung
6.      Mengkaji reflek menelan untuk mengetahui apakah sistem pencernaan sudah siap.
7.      Memberikan posisi yang nyaman
Bayi dimiringkan kanan dan kiri dan dipindah posisi tiap 2 jam, tidak memberikan posisi hiperekstensi.
8.      Melakukan retensi dan mengkaji reflek menelan.
Bila retensi sudah jernih dan KU baik bayi dicoba diberikan minum dan bila tidak muntah berarti reflek menelannya sudah bekerja baik.
9.      Menimbang bayi
Bila penurunan BB lebih dari 10% dari BBL maka terjadi dehidrasi berat, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut.
10.  Menjaga kebersihan dan kesterilan alat.
-          Mendekontaminasi alat-alat yang sudah selesai digunakan dalam tindakan.
-          Mencuci bilas dengan sabun dan air yang mengalir
-          Sterilisasi alat
11.  Melakukan kolaborasi dengan dokter
Melakukan terapi observasi yang telah diberikan :
12.  Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi dengan sabun dan air mengalir.

VII. EVALUASI
Tanggal           : 20 Maret 2012
Jam                  : 10.00 WIB

S          : -
O         : KU                : Baik
Kesadaran       : Composmetis
Nadi                : 140 x/menit
Suhu               : 360C
Pernafasaan     : 50 x/menit
BB                  : 1900 gr
PB                   : 43 cm
Residu             : susu
BAB               : (+)
BAK              : (+)
Oksigen           : 0,5 l/menit
A         : By Ny “R” umur 2 hari dengan BBLR
P          :
·         Observasi TTV
·         Lanjutkan kolaborasi demgam dokter
·         Pantau BB tiap hari
·         Letakan bayi di incubator


























CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal
Subyektif
Obyektif
Analisa
Penatalaksanaan
21/03/2012
-
Ku : baik, Min: (+), cyan (-), kejang (-), panas (-), BAB/BAK +/+, Suhu 36,6oC, Nadi 120x/ menit, RR 40x/menit
Bayi Ny “M” usia 3 hari dengan BBLR
-          Melakukan perawatan pada bayi
-          Memberikan minum 8x 30 cc/hari
-          Memberikan O2 nasal 5 cm H2O 6 l/menit
-          Memberikan infuse 10 tpm
-          Mengkur suhu
-          Mengobservasi ku bayi
22/03/2012
-
Ku : cukup, Min (+), cyan (-), Kejang (-), panas (-), BAB/BAK +/+
Bayi Ny “M” usia 4 hari dengan BBLR
-          Merawat bayi
-          Merawat tali pusat dengan kasa steril kering
-          Mengobservasi keadaan bayi
-          Menghangatkan bayi di beri popok, baju dan dibedong
-          Memberikan minum susu 8x 30 cc/ hari
-          Menginjeksi mero 75, dexametahson
-          Mengobservasi TTV
RR    : 60 x/ menit
Nadi  :120x/menit
Suhu  : 36,8oC







BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanaan pada By Ny “M” usia 2 hari dengan BBLR di ruang perinatologi RSUD Dr. Saiful  Anwar Malang, penulis menyimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan prktek  dilapangan, sehingga asuhan kebidanaan yang diberikan baik secara mandiri maupun kolaborasi dapat diberikan dengan baik.


B.     Saran
1.      Bagi petugas kesehatan
-          Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama bagi bayi
-          Menjaga kesterilan alat
2.      Bagi mahasiswa
Lebih menambah pengetahuan terutama pada bayi baru lahir normal dengan cara memperbanyak membaca atau mencari informasi yang lain.

















DAFTAR PUSTAKA


Suriadi. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi I. Jakarta : CV Sagung Seto.

Ngastiah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC

www.medicastore.com

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Patologi. YBP-SP

Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika

Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Vol. 1. Jakarta : EGC

FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Info Medika.